Strategi Jangka Benah merupakan alternatif penyelesaian permasalahan keterlanjuran sawit dalam kawasan hutan yang ditawarkan oleh Fakultas kehutanan UGM bersama Yayasan KEHATI. Sebagai suatu alternatif penyelesaian masalah, maka pemahaman tentang konsep penerapan jangka benah menjadi hal yang sangat penting, tentunya hal ini juga mempertimbangkan karakteristik masing-masing lokasi. Selasa, 15 September 2020 KPHP Kotawaringin Barat mengadakan seminar dengan topik “Memahami Strategi Jangka Benah sebagai Solusi Penanganan Sawit dalam Kawasan Hutan di Kabupaten Kotawaringin Barat”. Seminar ini mengundang narasumber yang terdiri dari Anwari Delmi (KPHP Kotawaringin Barat), Amir Hadi (Bappeda Kotawaringin Barat), Wahyudi (Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Kotawaringin Barat), dan Ari Susanti (Tim Strategi Jangka Benah). Seminar ini diselenggarakan di Hotel Arsela, dengan menerapkan Tercatat dalam daftar hadir, seminar ini diikuti oleh 28 peserta undangan secara luring yang terdiri dari Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, Pemegang IUPHHK-HTR, IUPHHK-HD, IUPHHP-HKm, KPHP Kotawaringin Barat. Tim SJB yang berada di Yogyakarta, juga mengikuti seminar ini secara daring menggunakan platform Zoom dan Live streaming via youtube “jangka benah”. Seminar yang berlangsung dari pukul 09.00, dengan durasi selama hampir 3,5 jam ini dipandu oleh Sigit Wibisono (KPHP Kotawaringin Barat).
Acara ini dibuka secara daring oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja sama, Fakultas Kehutanan UGM. Disampaikan dalam sambutannya bahwa saat ini tim SJB terus mengembangkan demplot SJB di Kabupaten Kotawaringin Barat dan melakukan inisisasi kelembagaan untuk penerapan SJB yang lebih luas. Selanjutnya, Eka Herma (mewakili Bupati Kotawaringin Barat) juga menyampaikan bahwa saat ini masih terdapat banyak permasalahan terkait perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Barat yang perlu dicarikan solusi bersama, salah satunya persoalan tumpung tindih fungsi kawasan, khususnya yang kebun yang dimiliki oleh petani kecil. Bupati Kotawaringin Barat menyambut dengan gembira dengan konsep Strategi Jangka Benah untuk diimplementasikan di wilayah pangkuannya. KPHP Kotawaringin Barat menyampaikan bahwa cukup banyak permasalahan sawit rakyat dalam kawasan hutan yang berada di wilayah pangkuan KPHP, upaya penyelesaian permasalahan ini cukup komplek dan menyangkut banyak isu strategis meliputi isu kawasan, sosial, ekologi, ekonomi, dan pengambilan kebijakan. Selaras dengan visi dan misi Kabupaten Kotawaringin Barat, Amir Hadi menyampaikan bahwa perkebunan merupakan sektor unggulan di wilayah ini, permasalahan ini membutuhkan solusi yang tepat agar sawit yang dihasilkan daerah bisa memiliki sertifikat ISPO, sehingga sektor ini dapat dipercaya sebagai perkebunan yang sustainable. Wahyudi (Dinas TPHP Kotawaringin Barat) juga menyatakan bahwa perkebunan kelapa sawit berkelanjutan petani swadaya masih terkendala dengan legalitasnya. Dalam kesempatan ini pula, Ari Susanti (Perwakilan Tim SJB) secara daring menjelaskan konsep SJB mulai dari latar belakang lahirnya konsep, hingga roadmap yang ditawarkan, beserta contoh riil implementasi melalui demoplot sebagai salah satu alternatif penyelesaian permasalahan sawit rakyat dalam kawasan hutan di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Pada sesi diskusi interaktif, interaksi peserta dengan narasumber berlangsung sangat interakitf. Salah satunya, dalam seminar ini disampaikan oleh peserta yang juga akademisi di Universitas Antakusuma pada perwakilan tim SJB pada seminar (Siti Maimunah), bahwa dalam mengkaji perkebunan sawit campur dengan konsep SJB, akademisi antakusuma siap untuk bersama-sama melakukan kajian.