Sekolah Jangka Benah telah resmi diselenggarakan untuk pertama kalinya selama 3 (tiga) hari pada tanggal 15-17 Juni 2021 di Swissbel-Hotel Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Berbagai persiapan dilakukan oleh Tim Strategi Jangka Benah, Fakultas Kehutanan bersama Mitra Setempat, dalam hal materi hingga persiapan teknis. Sekolah Jangka Benah merupakan tempat pembelajaran tentang konsep dan impelementasi Strategi Jangka Benah (SJB) sebagai solusi penyelesaian keterlanjuran sawit di dalam kawasan hutan. Sekolah Jangka Benah dilaksanakan selama 3 hari dengan mencakup aktifitas kelas dan praktik lapangan dengan kompetensi yang diajarkan yaitu kompetensi dasar dan inti. Tidak berhenti pada kompetensi dasar dan inti yang diperoleh dari sekolah ini, peserta diproyeksikan untuk memiliki keterampilan yang lebih advanced pada kompetensi minat yang akan diberikan setelah peserta dinyatakan lulus pada kompetensi dasar dan kompetensi Inti. Lulusan sekolah jangka benah akan memiliki kompetensi kemampuan implementasi SJB di tingkat tapak melalui kompetensi dasar, kompetensi inti, dan kompetensi minat. Adapun materi disampaikan oleh pengajar yang merupakan berbagai pakar ahli sesuai dengan kompetensinya dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Jambi, BPDASHL Kahayan, serta Lembaga terkemuka lainnya. Sekolah Jangka Benah dibuka oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Serta Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK yaitu Dr. Ir. Bambang Supriyanto, M.Sc.
Sekolah Jangka Benah diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai pihak yang terlibat seperti petani sawit mitra SJB di Jambi dan Kalimantan Tengah, perwakilan dari KPH yang ada di Kalimantan Tengah, serta Instansi Pemerintah Pusat/Daerah. Sekolah Jangka Benah berlangsung dengan sangat meriah terbukti dengan antusiasme peserta dalam berdiskusi secara interaktif termasuk dalam bertanya dan memberikan usulan. Selain penyampaian materi di dalam kelas pada hari pertama, kegiatan pada hari kedua sekolah jangka benah dikombinasikan dengan kegiatan lapangan berupa studi ke Kebun Bibit Desa (KB) serta Demplot SJB di Desa Karang Sari, Kec. Parenggean, Kotawaringin Timur. Pada kesempatan ini, peserta diajak untuk melihat secara langsung percobaan yang telah lebih dulu dilakukan oleh tim SJB, dan menjadikan situasi dan kondisi objek di lapangan sebagai bahan pembelajaran untuk berdiskusi. Hari ketiga, kegiatan sekolah SJB dilakukan di dalam kelas, dengan banyak berdiskusi bersama peserta terkait hal-hal yang harus dilakukan pasca mengikuti sekolah Jangka Benah. Di akhir sesi diskusi, peserta banyak memberikan feedback serta saran untuk pelaksanaan sekolah jangka benah selanjutnya. Selanjutnya, acara sekolah jangka benah ditutup oleh Bapak Dr. Ir. Heri Santoso, MP selaku perwakilan dari SPOS-Indonesia lalu dilanjutkan dengan pembagian sertifikat kepada peserta.