Pada masa pandemi covid-19 yang memberlakukan PPKM di berbagai daerah di Indonesia, mendorong Tim Strategi Jangka Benah untuk berinovasi menyelenggarakan Sekolah Jangka Benah secara online. Sekolah Jangka Benah online ini dikemas dalam bentuk Webinar yang membahas topik-topik menarik terkait dengan implementasi Jangka Benah. Sekolah Jangka Benah online seri#1 ini diselenggarakan pada Kamis (23/09/2021) menggunakan platform zoom meeting. Kegiatan ini diikuti oleh hampir 70 peserta yang telah teregistrasi. Mengusung topik “Penyusunan Rencana Jangka Benah: Belajar dari Pengalaman KPHP Tebo Timur, Jambi”, acara ini mengundang 4 narasumber diantaranya Slamet Riyanto, M.Si (Dosen Fakultas Kehutanan UGM, sekaligus Tim Ahli Strategi Jangka Benah), H. Sumarjo, S.H. (Kepala KPHP Tebo Timur), Guruh Susanto, S.Sos (Fasilitator Desa Tim SJB di Jambi), dan Ma’mun Murod (Ketua KTH Kasang Panjang). Acara yang berlangsung selama 2 jam ini dipandu Fiqri Ardiansyah, M.Sc pada sesi presentasi dan diskusi interaktif dengan peserta.
Dibuka oleh Dr. Hero Marhaento (Team Leader Strategi Jangka Benah), beliau menyampaikan bahwa pasca disahkannya peraturan pemerintah yang didalamnya terdapat pasal tentang penerapan jangka benah, maka diperlukan bekal dan pengetahuan yang tepat dalam mengimplementasikan jangka benah. Sekolah Jangka Benah ini memfasilitasi berbagai pihak yang ingin mengenal dan memahami lebih jauh lagi tentang Strategi Jangka Benah untuk penyelesaian keterlanjuran sawit di Dalam Kawasan Hutan. Pada sesi pertama, paparan disampaikan oleh Slamet Riyanto, M.Si yang membahas tentang Peran RKu dan RKT jangka benah dalam konteks izin perhutanan sosial. Dalam paparannya, beliau juga menyampaikan bahwa dalam penerapan kebun campur pada skema perhutanan sosial, hal ini bukanlah sekedar pengguguran kewajiban dalam menanam 100 batang tanaman berkayu per hektar, namun merupakan investasi bagi petani yang mendapatkan ijin perhutanan sosial. Dilanjutkan dengan paparan Kepala KPHP Tebo Timur, beliau memaparkan bagaimana kondisi perhutanan sosial di wilayah pangkuannya, serta praktik jangka benah dan komunikasi yang dibangun bersama petani dalam implementasi jangka benah. Selanjutnya pada sesi kedua, Guruh Susanto dan Ma’mun, juga menyampaikan pengalamannya terkait penerapan jangka benah di Desa Sungai Jernih Jambi, meliputi komunikasi dan pendampingan kelompok tani, pembangunan demplot, penyusunan RKU dan RKT yang didalamnya memuat jangka benah sebagai komponen kegiatan. Diskusi yang dilaksanakan pada kedua sesi, berjalan sangat interaktif. Hal ini tampak dari banyaknya pertanyaan peserta yang disampaikan peserta melalui chatbox zoom meeting, serta pertanyaan langsung pada narasumber. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang , diantaranya petani, NGO, perusahaan, akademisi, serta instansi pemerintah pada bidang kehutanan. Acara ini diselenggarakan secara gratis, dan juga ditayangkan secara live melalui akun youtube jangkabenah.