(0274) 512102 jangkabenah@gmail.com

Survey Adoptabilitas Agroforestri Sawit di Kabupaten Kotawaringin Barat

by | 25 Jun 2020 02:06:42

Strategi Jangka Benah secara berkelanjutan terus mengembangkan demplot di berbagai lokasi lahan yang terlanjur bersawit di dalam kawasan hutan. Pengembangan demplot juga disertai dengan kajian akademis berupa riset sosial tentang adoptabilitas agroforestry sawit untuk petani sawit rakyat (smallholders). Penelitian tentang adoptabilitas ini merupakan bentuk kerjasama penelitian antara Tim SJB dari Fakultas Kehutanan UGM dengan Utrecht University.

Pengumpulan data kali ini dilakukan di 3 desa di Kabupaten Kotawaringin Barat, yaitu Desa Pangkut di Kecamatan Arut Utara dan Desa Sungai Bakau dan Desa Sebuai Timur di Kecamatan Kumai. Desa Sungai Bakau dan Desa Sebuai Timur terletak di wilayah pesisir pantai yang cukup jauh dari Pangkalan Bun, dan aksesibilitasnya cukup sulit. Sedangkan Desa Pangkut merupakan wilayah perbukitan rendah dengan aksesibilitas yang masih terjangkau yang rencananya akan dibangun demplot SJB. Proses wawancara dilakukan oleh tim SJB yang diwakilil Siti Maimunah dan Tedy Farmana, dengan dibantu 3 orang enumerator yaitu Puji Asi Asih, Amirudin Soleh, dan Lisa. Pihak KPHP Kotawaringin Barat juga turut membantu wawancara terhadap warga desa yang menjadi binaan mereka. Pada masa kenormalan baru wawancara tetap dilaksanakan dengan mematuhi protocol kesehatan yang berlaku.

Wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 24-25 Juni 2020 tersebut menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat di Desa Sungai Bakau dan Sebuai Timur memiliki ketertarikan yang sangat rendah dalam praktik agroforestry sawit. Beberapa hal yang mendasari adalah anggapan masyarakat terhadap praktik agroforestry sawit yang dinilai kurang cocok dengan lahan pesisir pantai dan kegagalan masyarakat dalam menanam sawit. Kegagalan penanaman sawit menurut masyarakat salah satunya karena lahan ini tergolong sebagai tanah kerangas yang miskin hara. Hal ini membuat masyarakat memiliki ketertarikan yang lebih untuk menanam sayur-sayuran maupun buah-buahan seperti semangka di lahan yang dimiliki. Selain itu, masyarakat memiliki anggapan bahwa menanam sayur lebih menjanjikan untuk pendapatan petani. Cukup banyak ditemui lahan garapan yang tidak terawat di kedua desa ini

Berbeda halnya dengan masyarakat Desa Sungai Bakau dan Desa Sebuai Timur, masyarakat Desa Pangkut memilik antusiasme yang tinggi untuk menerapkan agroforestry sawit di lahan yang dimiliki. Hal ini terbukti dari keaktifan para petani dalam menggali informasi tentang praktik agroforestry sawit dan tentang strategi jangka benah. Mereka bahkan menawarkan lahannya untuk digunakan sebagai demplot SJB.