(0274) 512102 jangkabenah@gmail.com

Kunjungan Tim Peneliti SPOSI ke Demplot Jangka Benah Desa Karangsari

by | 28 Mar 2022 03:03:56

Sabtu (26/03), tim Strategi Jangka Benah (SJB) mendapatkan tamu tim peneliti SPOSI dalam rangka penyusunan Knowledge Management SJB. Hery Santoso dan David Ardhian melakukan kunjungan ke Desa Karang Sari, Kecamatan Parenggean, Kab. Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Kunjungan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai konsep jangka benah yang sudah diimplementasikan pada tingkat tapak selama 2 tahun. Pengumpulan informasi dilakukan dengan melakukan diskusi bersama Fasilitator Desa (Fasdes) Jangka Benah yang berada di Desa Karangsari (Andika Putri C) bersama dengan Kepala Desa Karangsari (Husni Tamberin) yang juga selaku pemilik lahan yang dijadikan demplot SJB. Pada diskusi yang dilaksanakan selama kurang lebih 2 jam ini membahas mengenai sejarah jangka benah masuk kedalam Desa Karangsari, tantangan yang di hadapi oleh petani yang mengetahui bahwa lahannya harus dilakukan jangka benah hingga upaya dari fasdes untuk menumbuhkan semangat petani di Kelompok Tani Maju agar semakin semangat menerapkan kebun campur sawit di lahan mereka.
Selanjutnya pada hari Minggu (27/03) tim peneliti SPOSI ditemani oleh fasdes Jangka Benah dan Kepala Desa berkunjung ke lahan demplot, sembari fasdes menjelaskan model atau pola tanam yang ada dan diterapkan pada demplot SJB diantaranya pola Alternate rows, Alley cropping, dan Sisipan. Kunjungan di demplot selama 1 jam dan dilanjutkan dengan berkunjung ke kebun sawit masyarakat Desa Karangsari lainnya. Kunjungan dilakukan di lahan Mbah Nur, beliau adalah salah satu petani yang menerapkan sistem kebun sawit campur di lahan nya jauh sebelum konsep jangka benah diperkenalkan di Desa Karangsari. Kunjungan ke lahan Mbah Nur adalah digunakan sebagai pembanding dengan lahan demplot yang mana tanaman demplot belum sebesar tanaman di lahan Mbah Nur dikarenakan perbedaan usia tanam yang cukup lama. Mbah Nur mencampur sawit di lahan miliknya dengan tanaman sengon melalui pola sisipan yang saat ini sudah berusia kurang lebih 5 tahun. Didalam kunjungan tersebut fasdes dengan tim peneliti SPOSI berspekulasi bahwa membuat kebun campur di lahan sawit tidak akan memengaruhi produksi dari buah sawit karena dari hasil penelitian di lapangan, sawit milik Bapak Husni dan Mbah Nur tidak terdapat pengurangan hasil dari buah sawit dan mendapat manfaat ekologis lain berupa bertambahnya biodiversitas pada lahan yang dikelola. Namun tentunya hal ini perlu dilakukan penelitian dan pembahasan lebih lanjut oleh pakar yang lebih ahli untuk memberikan bukti empiris analisis kebun sawit campur dari berbagai disiplin ilmu terutama ekonomi yang menjadi tujuan utama petani.