Berjalannya Strategi Jangka Benah (SJB) selama lebih dari dua tahun di Desa Karangsari memunculkan petani yang terlibat aktif dalam kegiatan ini. Tim SJB memberikan insentif berupa kotak stup lebah yang dapat dimanfaatkan oleh 5 orang petani untuk menambah pendapatan mereka diluar tanaman sawit. Budidaya madu kelulut memang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat, terutama yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Madu kelulut atau madu Trigona adalah jenis madu yang dihasilkan lebah tanpa sengat (stingless bee), yakni lebah Trigona Itama dan Trigona Thoracica. Lebah tanpa sengat merupakan salah satu jenis lebah penghasil madu yang cukup umum.
Tingginya permintaan dari konsumen terhadap madu kelulut membuat tim SJB berinisiatif untuk melakukan budidaya madu kelulut ini bersama dengan petani jangka benah di Desa Karangsari. Kegiatan sekolah jangka benah mikro yang diadakan di Desa Karangsari dengan tema budidaya madu kelulut (4/12) mendapat antusiasme yang tinggi dari petani SJB maka dilakukan koordinasi antara tim SJB dan pemerintah Desa Karangsari untuk membentuk kelompok tani madu. Kelompok ini dibentuk pada Rabu (20/4/22) di tempat tinggal Bapak Husni Tamberin (Kepala Desa Karangsari).
Anggota kelompok ini mendapat dukungan berupa penyediaan kotak stup lebah yang diberikan oleh tim SJB dan Pemerintah Desa Karangsari. Kotak stup lebah yang diberikan oleh tim SJB merupakan wujud apresiasi serta pemberian insentif atas keaktifan petani dalam merawat tanaman di lahan mereka. Penyerahan kotak stup lebah dilakukan pada Minggu (24/4/22) di tempat tinggal Mas Widodo (Ketua Kelompok Tani Maju). Dalam kesempatan ini, Mas Widodo juga menyampaikan materi dan arahan terkait cara budidaya madu kepada anggota kelompok tani madu. Insentif kotak stup lebah diberikan kepada petani aktif yakni Firmansyah, Parjo, Adi Riyanto, Pariyem, dan Mahidin. Penyerahan hadiah ini dilakukan oleh Fasilitator Desa Karangsari (Andika Putri C) dengan didampingi oleh Bapak kepala desa (Husni Tamberin).