(0274) 512102 jangkabenah@gmail.com

Webinar Jalan Tengah Penyelesaian Sawit Rakyat dalam Kawasan Hutan

by | 10 Aug 2020 11:08:25

Persoalan sawit rakyat dalam kawasan hutan hingga saat ini masih belum menemukan solusi. Sebagai upaya untuk mencari jalan keluar terbaik, HICON Law and Policy Strategis menyelenggarakan Webinar  Zona Ngopi (Ngolah Pikir) edisi ke 5 yang bertajuk “Jalan Tengah Penyelesaian Sawit Rakyat dalam Kawasan Hutan. Webinar ini dimoderatori oleh Hifdzil Alim selaku Direktur HICON dan mengundang 3 narasumber yaitu Hero Marhaento (Ketua Tim SJB, Fakultas Kehutanan UGM), Heri Santoso (Antropolog), dan Gulat Medali Emas Manurung (Ketua Umum DPP APKASINDO). Webinar yang berlangsung pada Senin, 10 Agustus 2020 ini diikuti oleh sekitar 150 orang dari berbagai latar belakang, mulai dari petani sawit, akademisi, KPH, LSM, pengusaha, dan lain-lain, dan berlangsung selama 3 jam.

Dalam webinar ini, Gulat menyampaikan bahwa ada sejumlah masalah yang dihadapi petani menyangkut lahan yang berada di dalam kawasan hutan. Petani sawit kecil setidaknya harus berhadapan dengan tiga pihak, sesama petani, korporasi sawit besar, dan negara. Persoalan paling berat, kata Gulat, terjadi ketika petani berhadapan dengan korporasi. Sedangkan urusan petani dengan negara dianggap paling ringan, karena petani yakin negara melindungi mereka. Mewakili tim SJB, Hero menyampaikan situasi terkini permasalahan sawit rakyat dalam kawasan hutan yang masih belum mempunyai arah yang pasti dalam penyelesaiannya. Pendekatan koersif yang dilakukan pemerintah saat ini dengan membongkar kebun sawit petani kecil dan membawa mereka ke pengadilan tidak sepenuhnya tepat yang justru meningkatkan potensi konflik. Terkait persoalan tersebut, Fakultas Kehutanan UGM menawarkan konsep Strategi Jangka Benah (SJB), yaitu tahapan memperbaiki fungsi dan struktur hutan yang rusak akibat ekspansi sawit di kawasan hutan. Tahap awal adalah dengan melakukan pengkayaan pada kebun sawit monokultur di dalam kawasan hutan dengan melakukan praktek agroforestry. Saat ini, praktik agroforestry sawit sudah dilakukan secara coba-coba oleh petani di berbagai wilayah di Indonesia dengan menanam sengon, karet, kakao atau cengkeh. Solusi ini diharapkan menjadi win-win solution bagi pemerintah dan rakyat terkait keberadaan sawit rakyat di kawasan hutan. Narasumber terakhir, Hery Santoso menyampaikan bahwa praktik budidaya tanaman di dalam hutan sudah sejak lama dilakukan. Ketika karet, kakao, atau kopi masuk ke Indonesia, pertama kali perkebunan rakyat dibuka di dalam hutan. Apabila sekarang sawit menjadi persoalan, sebenarnya ini bukan hal yang baru. Pemerintah seharusnya bisa melihatnya bukan hanya sekedar persoalan jenis tanaman-sich, tetapi juga perlu memperhatikan kondisi sosial-budaya masyarakat setempat.